dakwatuna.com – Jakarta. Perbankan syariah menghadapi tantangan agar dapat berkembang khususnya di kesulitan sumber daya manusia.
“Pangsa
pasar bank syariah di Indonesia memang masih kecil, yaitu sekitar 4%,
masalahnya jaringan kami tidak sebanyak bank konvensional dan sumber
daya manusia yang tersedia masih sangat sedikit,” kata Direktur Bisnis
BNI Syariah Bambang Widjanarko di Jakarta, Kamis (22/3).
Kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan SDM bank syariah tersebut juga disoroti oleh
Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah dalam pembukaan musyawarah
nasional Asosiasi Bank Syariah Indonesia pada Rabu (21/3).
Halim
mengatakan bahwa betapapun canggih dan lengkap peralatan, tetap unsur
perbankan sangat penting dikuasai sumber daya insani yang mumpuni,
keterbatasan tersebut bahkan menyebabkan perbankan saling membajak
pekerja yang memiliki keahlian dalam bidang keuangan syariah.
“Membuka
cabang memang lebih mudah tapi untuk menyiapkan SDM yang akan
menjalankan cabang bank syariah perlu waktu dan pelatihan, terutama pada
jajaran pimpinan yang membutuhkan pengalaman, itu tantangan bagi bank
syariah,” tambah Bambang.
Namun Bambang meyakini bahwa animo masyarakat untuk menyimpan dana dan meminta pembiayaan di bank syariah cukup besar.
“Nasabah
banyak bertambah di produk tabungan dan loyal karena fitur paling
banyak karena kemampuan layanan juga sama dengan bank konvensional, BNI
Syariah menarget pendanaan meningkat hingga 30 persen pada tahun ini,”
ungkap Bambang.
Menurut data, dana murah (tabungan dan giro) BNI
Syariah tumbuh sebesar 39,38 persen menjadi Rp3,51 miliar dari posisi
Rp2,51 miliar pada 2010.
“Ada yang memilih bank syariah karena
keyakinan mereka, ada juga karena perhitungan matematis, yang kami
jelaskan adalah bank syariah transparan, khususnya mengenai pendapatan
sebagai basis bagi hasil bagi nasabah jadi bila pendapatan bank besar
maka bagi hasil kepada nasabah juga besar,” tambah Bambang.
Cara
lain untuk lebih mempromosikan bank syariah menurut Bambang adalah
dengan melakukan kerja sama dengan organisasi keagamaan seperti
Muhammadiyah.
Pada Desember 2011, BNI Syariah bersama dengan 6
bank syariah lain menandatangani nota kesepahaman dengan Muhammadiyah
sehingga ketujuh bank tersebut dapat memberikan layanan perbankan kepada
warga Muhammadiyah.
“Yang paling dibutuhkan biasanya layanan cash management baik di sekolah-sekolah maupun rumah sakit,” ungkap Bambang.
Nilai
aset BNI Syariah per Desember meningkat 32,4 persen menjadi Rp8,47
miliar dari Rp6,4 miliar pada 2010, sedangkan pembiayaan meningkat 49,24
persen menjadi Rp5,31 miliar dari Rp3,59 miliar pada 2010.
Sementara
laba bersih bank tersebut mencapai Rp66 miliar atau tumbuh sebesar
78,38 persen dibandingkan 2010 yang sebesar Rp37 miliar.
Menurut
data BI, terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS) yang beroperasi di
Indonesia dengan nilai aset per Januari 2012 adalah sebesar Rp115,3
triliun tumbuh 46 persen dibandingkan pada Januari 2011 yang senilai
Rp78,2 triliun.
Sedangkan aset 24 Unit Usaha Syariah (UUS) per
Januari 2012 adalah Rp28,6 triliun tumbuh 63% dibandingkan Januari 2011
yang hanya berjumlah Rp17,9 triliun dan aset 155 Bank Perkreditan Rakyat
Syariah per Januari 2012 ialah Rp3,61 triliun dibanding posisi Januari
2011 yaitu Rp2,77 triliun sehingga meningkat 30,1%. (Ant/Ol-3)
0 komentar:
Posting Komentar