dakwatuna.com – Sistem perekonomian syariah diyakini
dapat menjadi alternatif meredam berbagai kelemahan yang ada dalam
sistem perbankan konvensional. Pasalnya, sistem ekonomi syariah
mempunyai daya resistansi yang kuat terhadap krisis keuangan global.
“Karena
dapat menjauhkan diri dari riba (bunga), lalu dapat terhindar dari
sesuatu hal yang tidak transparan dan terhindar juga dari adanya
berbagai spekulasi,” ungkap Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan, kala
ditemui dalam 2nd Bank Indonesia International Seminar on Islamic
Finance di Hotel Hilton, Bandung, Senin (7/5/2012).
Ahmad
melanjutkan, ekonomi syariah mungkin menjadi kunci mengatasi krisis
keuangan yang melanda berbagai negara dibelahan dunia. Di sisi lain, dia
berpendapat prinsip berbisnis yang cenderung spekulatif yaitu
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan mengandalkan berbagai
cara haruslah disudahi.
“Modal yang kecil lalu memperoleh untung
yang sebesar-besarnya dengan berbagai cara kita sudahi saja. Prinsip
tersebut harus diubah. Kita harus menciptakan ekonomi kebersamaan untuk
keberlangsungan kehidupan umat manusia,” paparnya.
Maka dari itu,
dengan adanya sistem ekonomi syariah yang telah ada dan sedang
berkembang di Indonesia diharapkan dapat meubah prinsip tersebut ke
depannya.
“Indonesia ini merupakan salah satu negara dengan
mayoritas muslim terbesar di dunia. Khususnya juga wilayah Jawa Barat
ada sekira 44,2 juta penduduk, yang mayoritas muslimnya juga banyak. Ini
diharapkan akan membantu mendorong perkembangan ekonomi syariah,”
pungkasnya. (mrt/R Ghita Intan Permatasari/OZ)
0 komentar:
Posting Komentar