dakwatuna.com – Yogyakarta. Ketua Asosiasi Bank
Syariah Seluruh Indonesia (Asbisindo), A Riawan Amin mengatakan saat
ini perbankan syariah membutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya
memiliki skill dan pengetahuan namun juga memiliki “semangat” syariah.
“Terutama
semangat atau `attitude` bukan skill atau pengetahuan. Kalau sudah
punya semangat syariah, mau dibuat ilmu apa saja bisa,” ujarnya saat
ditemui dalam seminar perbankan di Yogyakarta, Jumat.
Ia
mengharapkan sumber daya manusia dalam industri perbankan syariah dapat
berkembang, baik dari bankir konvensional yang mempunyai “semangat”
syariah maupun dari para lulusan baru yang merupakan lulusan ekonomi
syariah dan memiliki semangat membangkitkan ekonomi berkeadilan.
“Sumber
daya manusia bisa dibangun berdasarkan semangat bukan hal-hal teknis
dan hal tersebut tidak bisa diajarkan dan dibikin,” ujarnya.
Selain
itu, pengembangan infrastruktur yang memadai juga diperlukan untuk
mendukung pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia yang memiliki
penduduk dengan populasi Islam terbesar di dunia.
“Untuk
mengembangkan `islamic banking` dengan efisien dan murah, kita bisa
meniru Malaysia yang memanfaatkan infrastruktur perbankan yang sudah
ada. Jadi apabila ada bank konvensional yang membentuk bank umum
syariah, mereka tidak perlu membangun cabang baru dan menggunakan
fasilitas `office chanelling`,” ujar Riawan.
Direktur Perbankan
Syariah Bank Indonesia Mulya Siregar menghimbau masing-masing bank umum
syariah untuk segera melahirkan sumber daya manusia insani bagi
pengembangan perbankan syariah dan tidak mengambil tenaga dari bank
lain.
“Saat ini sudah ada beberapa bank yang sudah melakukan itu
(membentuk SDM syariah) dan kami terus menghimbau mereka tidak mengambil
(SDM) dari bank lain,” ujarnya.
Presiden Pusat Pengembangan
Keuangan Syariah International Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia
Subarjo Joyosumarto menambahkan industri perbankan syariah membutuhkan
sumber daya manusia tambahan sekitar 40.000 orang sehingga total
menjadi 60.000 orang pada 2015.
“Untuk itu, pelatihan sangat dibutuhkan, terutama sekali untuk bidang kepatuhan dan pelatihan secara umum,” ujarnya.
Hingga
akhir 2010, jumlah pekerja pada perbankan syariah baru mencapai 20.264
orang yang terdiri atas 15.224 pekerja pada bank umum syariah, 1.868
pekerja pada unit usaha syariah milik bank konvensional, dan 3.172 bank
perkreditan rakyat (BPR) syariah. (ANT/K004/B Kunto Wibisono)
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/04/11841/perbankan-syariah-butuh-sdm-dengan-semangat-syariah/#ixzz1xA2If4Zr
0 komentar:
Posting Komentar