This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 04 April 2012

Nasehat Kepada Pemimpin

Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan RasulNya dan (janganlah) kamu mengkhianati amanah yang telah diberikan kepada kamu ( QS.Anfal:27)

Khalifah Umar bin Khattab berkata bahwa pemimpin dan penguasa itu ada empat katagori : (1) Penimpin dan pegawai yang mampu menguasai hawa nafsu. Mereka ini termasuk mujahid di jalan Allah, dan Allah akan selalu memberkati kerja dan usaha mereka. (2) Pemimpin yang baik tapi lemah, sehingga kelemahan tersebut memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk berbuat yang tidak baik. Pemimpin seperti ini bagaikan berada di tepi jurang kehancuran kecuali jika Allah menolongnya. (3) Pemimpin yang tidak baik tetapi pegawainya berprilaku baik. Pemimpin seperti ini berada di neraka Huthamah, sebab dia telah mencelakakan dirinya sendiri.(4) Pemimpin dan seluruh pegawainya tidak baik, maka semuanya akan hancur binasa.

Oleh Sebab itu , Rasulullah mengingatkan umatnya bahwa pemimpin yang paling berbahaya bukanlah karena factor iman atau kafir dalam agamanya tetapi karena pengkhianatan dan kemunafikan yang dilakukan olehnya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis : “ Aku tidak takut atas umatku dari orang mukmin atau orang kafir, karena yang beriman akan ditegur oleh imannya, dan yang kafir akan diingatkan oleh kekufurannya. Tetapi yang aku khawatirkan adalah orang munafik yang pandai memutar lidah, dia mengatakan apa yang kamu ketahui tetapi dia melaksanakan apa yang kamu benci “. ( Hadis riwayat Thabrani ).

Pernahkah Kita Berterima kasih pada Allah

          Kita percaya dan yakin bahwa yang menciptakan kita, yang menghadirkan kita, yang membuat kita ada sampai sekarang adalah Allah, Hanya Allah. walaupun apa yang telah kita tempuh  selama ini merupakan kerja keras kita, orang tua kita, tapi semua itu tidak lepas dari campur tangan Allah. tidak meleset dari kitab lauh mahfudz yang telah digariskan oleh Allah. Dari semua yang kita dapatkan, kita peroleh, kita nikmati selama ini, pernahkah tersirat bahwa semua ini adalah karunia Allah, kehendak Allah. dan pernahkan kita bersyukur, berterima kasih kepada Allah atas apa yang telah digariskan oleh Allah SWT tersebut.
Kita bersyukur atas karunia Allah tidak hanya sebatas dari materi, tidak hanya sebatas keberhasilan semata, tidak hanya sebatas kenikmatan dan kekayaan yang kita terima. Kita seharusnya juga bersyukur atas jiwa dan raga yang selama ini kita gunakan. sadarkah kita bahwa karunia terbesar dari Allah SWT. adalah diberikannya kesempatan kepada kita untuk bisa bernafas sampai detik ini. Ini mahal lho, nafas ini tidak bisa dibeli, bayangkan bila kita tidak bisa bernafas, maka semua harta, pangkat, keberhasilan, dan semua kenikmatan tidak bisa kita rasakan lagi.
Pernahkah kita bersyukur bahwa selama ini kita telah menggunakan jasad pinjaman dari Allah untuk kepentingan kita, pernahkah pula kita minta ijin kepada Allah untuk memakai anggota tubuh kita ini untuk kepentingan kita. Baik itu untuk kepentingan pribadi, ibadah, untuk kebaikan atau untuk kejahatan. tangan, kaki, mata, hidung, telinga, mulut, semua ini adalah milik Allah, bukan milik kita. makanya digambarkan kehidupan di dunia ini adalah sementara. kehidupan sebenarnya yang kekal, abadi, adalah kehidupan setelah mati. Untuk itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang bisa mensyukuri nikmat Allah, karunia Allah dan tidak pernah lupa kepada Allah.
Jangan hanya kepada manusia saja kita berterima kasih, jika kita terima uang dari seseorang kita mengucapkan terima kasih, kita diberi makanan tetangga kita ucapkan terima kasih, kita jatuh terus dibantu orang untuk berdiri, atau diobati kita ucapkan terima kasih. lihat sendiri bila kita diberikan sesuatu dari seseorang dan kita lupa dan tidak berterima kasih, apa tanggapan mereka? insya Allah keluar kata-kata: ”dasar tidak tau balas budi”, ”dasar tidak bisa berterima kasih”, ”dasar orang sombong”.
Tetapi ketika kita sembuh dari sakit, ketika kita diselamatkan dari bencana, ketika kita gunakan semua anggota tubuh ini untuk kepentingan kita, kita tidak pernah mengucapkan syukur dan berterima kasih kepada Allah.
Sadarkah kita bahwa Allah menjaga kita siang dan malam, menjaga kita 24 jam. Allah melayani kita baik saat kita sadar atau ketika kita tidur, ketika kita ingin melangkahkan kaki, Allah menggerakkan kaki kita, ketika kita ingin memegang sesuatu, Allah pun menggerakkan tangan kita, ketika kita ingin merasakan makan, Allah membantu kita memasukkan sampai kedalam perut kita sehingga kita bisa merasakan kenyang. kita ingin buang air, Allah mengeluarkannya dari tubuh kita.

Bagaimana    cara berterimakasihnya….
Allah maha mengetahui, Allah maha mendengar, dengan mengucapkan syukur alhamdulillah bisa …Tapi tidak hanya syukur dimulut, tetapi dirasakan dalam hati, tidak hanya diucapkan tetapi dihayati, dirasakan sampai didalam hati. akan lebih baik lagi bila kita bersyukur dengan memperbaiki kualitas ibadah kita, meningkatkan kekhusyukan dalam sholat wajib, meningkatkan sholat sunnah. dengan berdzikir, serta tidak mempergunakan segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita untuk melakukan maksiat, untuk melakukan hal-hal yang dibenci-Nya apalagi sampai menyekutukan-Nya. Na’udzubillah Tsumma Na’udzubillah......