Aisyiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia didirikan di Yogyakarta pada 27 Rajab 1426 H bertepatan dengan 19 Mei 1917 oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan.
Menjelang usia seabad, 'Aisyiyah yang merupakan komponen perempuan Persyarikatan Muhammadiyah
telah memberikan corak tersendiri dalam ranah sosial, pendidikan,
kesehatan, dan keagamaan yang selama ini menjadi titik tolak gerakannya.
Gerakan 'Aisyiyah dari waktu ke waktu terus berkembang dan memberikan
manfaat bagi peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan
Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud amal usaha yang terdiri
atas ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi.
Tentang 'Aisyiyah
‘Aisyiyah adalah sebuah gerakan perempuan Muhammadiyah yang lahir
hampir bersamaan dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di Indonesia
ini. Dalam kiprahnya hampir satu abad di Indonesia, saat ini ‘Aisyiyah
telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah “Aisyiyah (setingkat Propinsi), 370
Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (setingkat kabupaten), 2332 Pimpinan Cabang
‘Aisyiyah (setingkat Kecamatan) dan 6924 Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah
(setingkat Kelurahan).
Selain itu, ‘Aisyiyah juga memiliki amal usaha yang bergerak
diberbagai bidang yaitu : pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial,
ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Amal Usaha dibidang pendidikan saat
ini berjumlah 4560 yang terdiri dari Kelompok Bermain, Pendidikan Anak
Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Tempat Penitipan Anak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan lain-lain.
Sedangkan amal usaha di bidang Kesehatan yang terdiri dari Rumah
Sakit, Rumah Bersalin, Badan Kesehatan Ibu dan Anak, Balai Pengobatan
dan Posyandu berjumlah hingga 280 yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia.
Sebagai gerakan yang peduli dengan kesejahteraan sosial
kemasyarakatan, ‘Aisyiyah hingga kini juga memiliki sekitar 459 amal
usaha yang bergerak di bidang ini meliputi : Rumah Singgah Anak Jalanan,
Panti Asuhan, Dana Santunan Sosial, Tim Pengrukti Jenazah dan Posyandu.
‘Aisyiyah menyadari, bahwa harkat martabat perempuan Indonesia tidak
akan meningkat tanpa peningkatan kemampuan ekonomi di lingkungan
perempuan. Oleh sebab itu, berbagai amal usaha yang bergerak di bidang
pemberdayaan ekonomi ini diantaranya koperasi, Baitul Maal wa Tamwil,
Toko/kios, BU EKA, Simpan Pinjam, home industri, kursus ketrampilan dan
arisan. Jumlah amal usaha tersebut hingga 503 buah.
'Aisyiyah sebagai organisasi perempuan keagamaan terbesar di
Indonesia juga memiliki beragam kegiatan berbasis pemberdayaan
masyarakat khususnya penyadaran terhadap kehidupan bermasyarakat muslim
Indonesia. Hingga saat ini kegiatan yang mencakup pengajian, Qoryah
Thayyibah, Kelompok Bimbingan Haji (KBIH), badan zakat infaq dan
shodaqoh serta musholla berjumlah 3785.
Peran dan Perkembangan
Setelah berdiri, 'Aisyiyah tumbuh dengan cepat. Sebagai organisasi
perempuan Muhammadiyah, 'Aisyiyah kemudian tumbuh menjadi organisasi
otonom yang berkembang ke seluruh penjuru tanah air.
Pada tahun 1919, dua tahun setelah berdiri, 'Aisyiyah merintis
pendidikan dini untuk anak-anak dengan nama FROBEL, yang merupakan Taman
Kanan-Kanak pertama kali yang didirikan oleh bangsa Indonesia.
Selanjutnya Taman kanak-kanak ini diseragamkan namanya menjadi TK
'Aisyiyah Bustanul Athfal yang saat ini telah mencapai 5.865 TK di
seluruh Indonesia.
Gerakan pemberantasan kebodohan yang menjadi salah satu pilar
perjuangan 'Aisyiyah terus dicanangkan dengan mengadakan pemberantasan
buta huruf pertama kali, baik buta huruf arab maupun latin pada tahun
1923. Dalam kegiatan ini para peserta yang terdiri dari para gadis dan
ibu-ibu rumah tangga belajar bersama dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan pemajuan partisipasi perempuan dalam dunia publik.
Selain itu, pada tahun 1926, 'Aisyiyah mulai menerbitkan majalah
organisasi yang diberi nama Suara 'Aisyiyah, yang awal berdirinya
menggunakan Bahasa Jawa. Melalui majalah bulanan inilah 'Aisyiyah antara
lain mengkomunikasikan semua program dan kegiatannya termasuk
konsolidasi internal organisasi.
Dalam hal pergerakan kebangsaan, 'Aisyiyah juga termasuk organisasi
yang turut memprakarsai dan membidani terbentuknya organisasi wanita
pada tahun 1928. Dalam hal ini, 'Aisyiyah bersama dengan organisasi
wanita lain bangkit berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari
belenggu penjajahan dan kebodohan. Badan federasi ini diberi nama
Kongres Perempuan Indonesia yang sekarang menjadi KOWANI (Kongres Wanita
Indonesia). Lewat federasi ini berbagai usaha dan bentuk perjuangan
bangsa dapat dilakukan secara terpadu.
Dalam perkembangannya, gerakan 'Aisyiyah dari waktu ke waktu terus
meningkatkan peran dan memperluas kerja dalam rangka peningkatan dan
pemajuan harkat wanita Indonesia. Hasil yang sangat nyata adalah wujud
amal usaha yang terdiri atas ribuan sekolah dari Taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi, rumah sakit, balai bersalin, panti asuhan,
panti jompo, rumah-rumah sosial, lembaga ekonomi dan lain-lain
diberbagai tempat sebagai contoh di TK Aisyiyah Bustanul Alfal di
Botokan,
Jonggrangan,
Klaten Utara Klaten.
Identitas
'Aisyiyah, organisasi perempuan persyarikatan Muhammadiyah, merupakan
gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar, yang berazaskan
Islam serta bersumber pada Al Quran dan As-sunnah.
Jaringan Kerjasama
Sejak berdiri, 'Aisyiyah telah menjalin kerjasama dengan berbagai
pihak baik dalam maupun luar negri. Pada masa pergerakan nasional,
kerjasama lebih ditujukan untuk menjalin semangat persatuan guna
perjuangan untuk melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan,
Pada tahun 1928, 'Aisyiyah menjadi salah satu pelopor berdirinya badan
federasi organisasi wanita Indonesia yang sekarang dikenal dengan nama
Kongres wanita Indonesia (KOWANI)
Beberapa lembaga baik semi pemerintah maupun non pemerintah yang
pernah menjadi mitra kerja ‘Aisyiyah dalam rangka kepentingan social
bersama antara lain : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), peningktan
Peranan Wanita untuk keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS), Dewan
Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial ( DNIKS), Yayasan Sayap
Ibu, Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) dan
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Di samping itu, 'Aisyiyah juga melakukan kerjasama dengan lembaga
luar negri dalam rangka kesejahteraan sosial, program kemanusiaan,
sosialisasi, kampanye, seminar, workshop, melengkapi prasarana amal
usaha, dan lain-lain. Di antara lembaga luar negeri yang pernah kerjasam
dengan ‘Aisyiyah adalah : Oversea Education Fund (OEF), Mobil Oil, The
Pathfinder Fund, UNICEF, UNESCO,WHO,John Hopkins University, USAID,
AUSAID, NOVIB, The new Century Foundation, The Asia Foundation, Regional
Islamicof South East Asia Pasific, World Conference of Religion and
Peace, UNFPA, UNDP, World Bank , Parnership for Governance Reform in
Indonesia, Beberapa Kedutaan Besar Negara sahabat dan lain-lain.
Program
Pemberdayaan
Sebagai organisasi perempuan yang bergerak dalam bidang keagamaan dan
kemasyarakatan, Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan komitmen dan
kiprahnya untuk memajukan kehidupan masyarakat khususnya dalam
pengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan.
Dengan visi “tertatanya kemampuan organisasi dan jaringan aktivitas
pemberdayaan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat”, ‘Aisyiyah melalui Majelis Ekonomi bergerak di bidang
pemberdayaan ekonomi rakyat kecil dan menengah serta
pengembangan-pengembangan ekonomi kerakyatan.
Beberapa program pemberdayaan diantaranya : Mengembangkan Bina Usaha
Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Saat ini Aisyiyah memiliki dan membina Badan Usaha Ekonomi sebanyak
1426 buah di Wilayah,Daerah dan Cabang yang berupa badan usaha koperasi,
pertanian, industri rumah tangga, pedagang kecil/toko dan
Kesehatan
Sebagai organisasi sosial, masalah kesehatan dan lingkungan hidup
telah menempati posisi yang sangat serius dalam gerakan 'Aisyiyah.
Dengan misi sebagai penggerak terwujudnya masyarakat dan lingkungan
hidup yang sehat, ‘Aisyiyah kemudian mengembangkan pusat kegiatan
pelayanan dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat serta pelestarian
lingkungan hidup melalui pendidikan. Saat ini ‘Aisyiyah telah mengelola
dan mengembangkan setidaknya 10 RSKIA (Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak),
29 Klinik Bersalin, 232 BKIA/yandu, dan 35 Balai Pengobatan yang
tersebar di seluruh Indonesia
Beberapa program yang dikembangkan antara lain : Peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan yang terjangkau di seluruh Rumah Sakit, Rumah
Bersalin, Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak yang dikelola
oleh Aisyiyah serta menjadikan unit-unit kegiatan tersebut sebagai agent
of development yang tidak hanya sebagi tempat mengobati orang sakit,
tetapi mampu berperan secara optimal dalam mengobati lingkungan
masyrakat.
‘Aisyiyah melalui Majelis Kesehatan dan Lingkungan Hidup juga
melakukan kampanye peningkatan keadaran masyarakat dan penanggulangan
penyakit berbahaya dan menular, penanggulangan HIV/AIDS dan NAPZA ,
bahaya merokok dan minuman keras, dengan menggunakan berbagi pendekatan
dan bekerjasam dengan berbagi pihak, meningkatkan pendidikan dan
perlindungan kesehatan reproduksi perempuan, Menyelenggarakan pilot
project system pelayanan terpadu antara lembaga kesehatan, dakwah social
dan terapi psikologi Islami.
Pendidikan
Sejalan dengan pengembangan pendidikan yang menjadi salah satu pilar
utama gerakan Aisyiyah, melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
serta Majelis Pendidikan Tinggi, ‘Aisyiyah mengembangkan visi pendidikan
yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa.
Dengan tujuan memajukan pendidikan (formal, non formal dan informal)
serta mencerdaskan kehidupan bangsa hingga terwujud manusia muslim yang
bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri,cinta tanah
air dan berguna bagi masyarakat serta diridhai Allah SWT, berbagai
program dikembangkan untuk menangani masalah pendidikan dari usia pra TK
sampai Sekolah Menengah Umum dan Keguruan.
Saat ini ‘Aisyiyah telah dan tengah melakukan pengeloaan dan
pembinaan sebanyak : 86 Kelompok Bermain/ Pendidikan Anak Usia Dini,
5865 Taman-Kanak-Kanak, 380 Madrasah Diniyah, 668 TPA/TPQ, 2.920 IGABA,
399 IGA, 10 Sekolah Luar Biasa, 14 Sekolah Dasar, 5 SLTP, 10 Madrasah
Tsanawiyah, 8 SMU, 2 SMKK, 2 Madrasah Aliyah, 5 Pesantren Putri, serta
28 pendidikan Luar Sekolah. Saat ini Aisyiyah juga dipercaya oleh
Pemerintah untuk menyelenggarakan ratusan PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini) di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk pendidikan tinggi Aisyiyah
memiliki 3 Perguruan Tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di seluruh
Indonesia.
Selain itu, ‘Aisyiyah juga memperhatikan masalah kaderisasi dan
pengembangan sumber daya kader di lingkungan Angkatan Muda Muhammadiyah
Putri secara integratif dan professional yang mengarah pada penguatan
dan pengembangan dakwah amar makruf nahi mungkar menuju masyarakat
madani.